EYD dan KARYA ILMIAH
EJAAN
YANG DISEMPURNAKAN
1. Tanda Titik (.)
1. Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
contoh:
· Irwan S. Gatot
· George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis
lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Contoh:
· Dr. (Doktor)
· Ny. (Nyonya)
· S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas
tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
Contoh:
- dll. (dan lain-lain)
- dsb. (dan sebagainya)
- tgl. (tanggal)
Dalam
karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi,
dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam
suatu bagian ikhtisar, atau daftar.
contoh:
I. Penyiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
contoh:
I. Penyiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
- 1.1
- 1.2
- 1.2.1
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan
angka jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk
memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
contoh:
- Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
- Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam
singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan
keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga
nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh:
contoh:
- Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
- UUD : (Undang-Undang Dasar)
- SMA : (Sekolah Menengah Atas)
- WHO : (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam
singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
contoh:
- Cu (Kuprum)
- 52 cm
- l (liter)
- Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir
judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan
sebagainya.
contoh:
contoh:
- Latar Belakang Pembentukan
- Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang
alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat.
contoh:
contoh:
- Jalan Kebayoran 32
- Jakarta, 3 Mei 1997
2. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu pemerincian atau pembilangan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti
tetapi, melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
contoh:
- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
- Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu,
jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
contoh:
contoh:
- Oleh karena itu, kamu harus datang.
- Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda
koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
contoh:
contoh:
- O, begitu.
- Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal,
(ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
contoh:
- Medan, 18 Juni 1984
- Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama
yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam
catatan kaki.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau
di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
contoh:
- 33,5 m
- Rp 10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimkat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
3. Huruf kapital
Huruf kapital atau
huruf besar sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
- Dia mengantuk
- Kita harus bekerja keras
- Apa maksudnya?
- Selamat pagi.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
- Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
- Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!"
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.;
- Allah
- Yang Maha Pengasih
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
- Haji Agus Salim
- Presiden Soekarno
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.
- Gubernur Ali Sadikin
- Menteri Hari Sabarno
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
- "Siapakah gubernur yang baru saja dilantik itu?"
- Brigadir Jendral Sugiarto baru dilantik menjadi mayor jendral.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
- Ricky Setiawan
- Vieta Fitria Diani
- Muhammad Alif Atma Ain Azza
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
- suku Sasak
- bangsa Indonesia
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
- mengindonesiakan kata asing
- keinggris-inggrisan.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
- Bandung Lautan Api
- Proklamasi Kemerdekaan
- hari Minggu
- Idul Fitri.
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
- memproklamasikan kemerdekaan
Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama geografi
- Asia Tenggara
- Jazirah Arab
- Selat Sunda.
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
- Berlayar ke teluk.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.
- Departemen Pendidikan Nasional
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
- Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
- Menurut undang-undang dasar kita
- Menjadi sebuah republik
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
- Dari Ave Maria ke Jalan Lain Menuju Roma
- Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Umum
Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
- Dr. = Doktor
- dr. = Dokter
- Sdr. = Saudara
- S.Sos. = Sarjana Sosial
Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan se[perti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
- Kapan Bapak berangkat?
- Surat Saudara sudah saya terima.
Catatan: Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
- Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
- Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
4. Tanda
Petik
- Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicra, dari naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua tanda petik itu ditulis sama tinggi di atas baris.
Contoh : “Sudah siap,” katanya.
- Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku.
Contoh : Bacalah bab “Samsulbahri membunuh diri” dalam buku Siti Nurbaya.
- Mengapit istilah yang kurang dikenal atau kata yang diberi arti khusus.
Contoh : “Lampu hijau” belum lagi menyala.
Sistematika
Karya Ilmiah
Sistematika karangan ilmiah adalah sebagai
berikut.
A. Bagian Pembuka
1. Kulit Luar/Kover
2. Halaman Judul
3. Kata Pengantar
4. Daftar Tabel
5. Daftar Singkatan/Lambang
B. Bagian Inti Karangan
1. Bab Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Landasan Teori
1.6 Hipotesis
1.7 Sumber Data
1.8 Metode dan Teknik
1.9 Sistematika Penulisan
2. Bab Analisis/Bab Pembahasan
3. Bab Kesimpulan
C. Bagian Penutup
- Daftar Pustaka
- Penulisan Lampiran (jika diperlukan)
- Penulisan Indeks (jika diperlukan)
A.
Bagian Pembukaan
1.
Kulit Luar/Kover dan Halaman Judul
Yang harus dicantumkan pada,
kulit luar dan halaman judul karangan ilmiah adalah sebagai berikut.
a. Judul karangan ilmiah lengkap dengan anak
judul (jika ada)
b. Keperluan Penyusunan
c. Nama Penyusun
d. Nama Lembaga Pendidikan
e. Nama Kota
f. Tahun Penyusunan
2.
Halaman Pengesahan
Dalam halaman ini dicantumkan
nama guru pembimbing dan kepala sekolah, serta tanggal, bulan, tahun
persetujuan.
3.
Kata Pengantar
Kata pengantar dibuat untuk
memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karangan ilmiah. Kata
pengantar hendaknya singkat tapi jelas. Yang dicantumkan dalam kata pengantar
adalah (1) puji syukur kepada Tuhan, (2) keterangan dalam rangka apa karya
dibuat, (3) kesulitan/hambatan yang dihadapi, (4) ucapan terima kasih kepada
pihak yang membantu tersusunnya karangan ilmiah, (5) harapan penulis, (6)
tempat, tanggal, tahun, dan nama penyusun karangan ilmiah.
4.
Daftar Tabel
Penulisan daftar ini sebagai
berikut. Tajuk Daftar Tabel dituliskan dengan huruf kapital semua dan terletak
di tengah.
5.
Daftar Grafik, Bagan, atau Skema
Pada dasarnya penulisanya
hampir sama seperti penulisan Daftar Tabel.
6.
Daftar Singkatan
(Penulisan sama dengan penulisan
Daftar Tabel, Grafik, Bagan, atau Skema)
B.
Bagian Inti
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Bagian ini
memuat alasan penuli mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil
dari karangan ilmiah tersebut. Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf
yang dimulai dari hal yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus. Misalnya,
karangan ilmiah bertema “Tingkat Pencemaran Air di Wilayah Jakarta Barat”.
Latar belakang masalahnya adalah sebagai berikut :
Air merupakan suatu bahan yang sangat penting
dalam kehidupan. Dengan tidak adanya air, maka tidak akan terjadi proses
kehidupan, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Dengan kata lain, air
merupakan sumber dasar untuk kelangsungan hidup di atas bumi.
Air di bumi pada dasarnya merupakan proses
pengulangan yang terus-menerus berupa proses sirkulasi dari penguapan
peresapan, dan pengaliran.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul akan
dibahas dalam bagian pemabahasan dan ini ada kaitannya dengan latar belakang
masalah yang sudah dibahas sebelumnya. Permasalah ini dirumuskan dalam
kalimat-kalimat pertanyaan.
Buatkan rumusan masalah untuk
tema di atas!
a. ...................................................................
b. ...................................................................
c. ...................................................................
1.3 Tujuan Penulisan
Bagian ini
mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas dan tujuan ini ada
kaitannya dengan rumusan masalah dan relevansinya dengan judul. Tujuan boleh
lebih dari satu. Perhatikan contoh tujuan berikut ini dan lanjutkan sesuai
dengan tema di atas (tentang pencemaran air)!
Penulis
mengadakan penelitian tentang pencemaran air dengan tujuan sebagai berikut :
- Ingin mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran air di wilayah Jakarta Barat.
- ...............................................................................................................................
- ...............................................................................................................................
- ...............................................................................................................................
1.4 Ruang Lingkup (Pembatasan Masalah)
Ruang
lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas. Pembatasan masalah
hendaknya terinci dan istilah-istilah yang berhubungan dirumuskan secara tepat.
Rumusan ruang lingkup harus sesuai dengan tujuan pembahasan.
1.5 Landasan Teori / Kerangka Teori
Landasan
teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan dan teori
ini berguna untuk membantu penuli dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
Tuliskan
landasan teori yang tepat untuk tema di atas !
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan
kesimpulan/perkiraan yang dirumuskan dan untuk sementara diterima, serta masih
harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data otentik yang ada, pada bab-bab
berikutnya. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana, serta cukup
mencakup masalah yang dibahas.
Berdasarkan
landasan teori yang sudah ada, buatlah sebuah kalimat hipotesis!
1.7 Sumber Data
Sumber data
yang digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah kepustakaan, tempat
kejadian peristiwa (hasil observasi), interviu, seminar, diskusi, dan
sebagainya.
1.8 Metode dan Teknik
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah
cara mencari data bagi suatu penulisan, ada yang secara dedukatif dan atau
induktif. Mencari data dapat dilakukan dengan cara studi pustaka, penelitian
lapangan, wawancara, seminar, diskusi, dan lain sebagainya.
b. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dapat
digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner, dan observasi.
Semua ini disesuaikan dengan masalah yang dibahas.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan adalah suatu tulisan mengenai isi pokok secara garis besar dari bab I
sampai bab terakhir atau kesimpulan dari suatu karangan ilmiah.
2.
bab Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini merupakan bagian pokok
dari sebuah karangan ilmiah, masalah-masalah akan dibahas secara terperinci dan
sistematis. Jika bab pembahasan cukup besar dapat dijadikan dalam beberapa anak
bab.
3.
Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi simpulan yang
telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
Kesimpulan adalah gambaran
umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.
Yang dimaksud dengan saran
adalah saran penulis tentang metode penelitian lanjutan, penerapan hasil
penelitian, atau beberapa saran yang ada relevansinya dengan hambatan yang
dialami selama penelitian.
C.
Bagian Penutup
1.
Daftar Pustaka
Tajuk daftar pustaka
dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca dan dituliskan di
tengah-tengah. Dalamdaftar pustaka dicantumkan semua keputusan, baiak yang
dijadikan acuan penyusunan karangan maupun yang dijadikan bahan bacaan,
termasuk artikel, makalah, skripsi, disertai, buku, dan lain-lain.
Semua acuan dalam daftar
pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan.
Jadi daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Jika tanpa nama pengarang atau
lembaga, yang menjadi dasar urutan adalah judul pustaka.
Kutipan, Daftar Pustaka, dan Catatan
Kaki
Penulisan kutipan, daftar
pustaka, dan cararan kaki berkaitan erat dengan proses pengambilan data untuk
kepentingan penulisan karya ilmiah.
Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki kita akan melihat beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data.
1. Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal ini
penting karena pengambilan data tanpa mencantumkan sumber asilnya dapat di
kategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
2. Data yang diambil harus sesuai dengan
fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
3. Pengambilan data hendaknya diperoleh dari
sumber yang dapat dipercaya baik dari objektivitas, metode pengumpulan (jika
data diperoleh dari pengamatan, pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak
pemberi data.
Kutipan
Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada
ketentuannya dan hal ini sudah dibahas di kelas X. Hal yang perlu diingat
adalah sebagai berikut.
a. Kutipan harus sama persis dengan aslinya,
baik ejaan, susunan kalimat, dan tanda baca.
b. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5
baris diintegrasikan dengan teks, spasi dua, dan dibubuhi tanda kutip.
c. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih
tidak harus diberi tanda kutip, dipisahkan dari teks utama dengan jarak 2,5
spasi, dan jarak antar baris satu spasi, serta seluruh kutipan diketik ke dalam
5-7 ketikan.
d. Bila ada bagian yang dihapus, maka bagian
ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
e. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir
kutipan dan penulisannya setengah spasi ke atas.
Daftar Pustaka
Daftar pusataka atau
bibiografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan karangan yang telah
disusun. Daftar pustaka berfungsi sebagai sumber infomrasi bagi seseorang
peneliti/penulis agar hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.
Petunjuk umum penulisan daftar
pustaka adalah sebagai berikut :
1. Daftar pustaka diletakan pada bagian akhir
tulisan.
2. Daftar ppustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama penulis diurutkan menurut abjad
setelah nama pengarang dibalik.
4. Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak
satu spasi.
5. Jarak antar sumber bacaan yang satu dengan
yang lainnya dua spasi.
Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam
penyusunan daftar pustaka adlah sebagai berikut :
1. Nama Pengarang
a. Penulisan nama pengarang dari buku dengan
seorang pengarang.
1) Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil
atau inisial. (Untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.)
2) Jika buku disusun oleh sebuah
komisi/lembaga, maka nama komisi/lembaga dipakai untuk menggantikan nama
pengarang.
3) Jika tidak ada nama pengarang, urutan
dimulai dari judul buku.
Contoh :
Keraf, Gorys, 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta :
Gramedia.
b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan
dua atau tiga pengarang.
1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak
dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian a.
2) Nama-nama pengarang yang lainnya
dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh
Kridalaksana, Harimurti dan
Djoko Kentjono, ed. 1991. Seminar Bahasa
Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan
banyak pengarang.
1) Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan
susunan terbalik.
2) Nama-nama pengarang yang lainnya
dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh :
Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.
Bandung: Angkasa.
2. Tahun Terbit
Tahun terbit ditulis sesudah
nama pengarang dipisahkan dengan tanda titik.
3. Judul Buku
Judul buku digaris bawahi atau
dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam judul diketik dengan huruf kapital
, kecuali kata depan dan konjungsi.
4. Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah
judul buku, dipisahkan dengan tanda titik dua.
5. Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah
tempat terbit dipisahkan dengan tanda titik dua (J dan diakhiri dengan titik.
6. Penulisan daftar pustaka dari buku yang
terdiri atas dua jilid atau lebih.
a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul
dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
b. Tuliskan jilid disingkat Jil. Atau Jld..
Contoh :
Soekarno, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jil.
2 Yogyakarta :
Kanisius.
7. Penulisan data pustaka dari sebuah buku
terjemahan.
a. Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar
urutan alfabetis.
b. Keterangan penerjemah ditempatkan sesudah
judul buku dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh :
Multatuli. 1972. Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan
Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin.
Jakarta: Jambatan.
8. Data pustaka dari artikel majalah.
a. Judul artikel dan judul majalah diapit
oleh tanda petik.
b. Tidak ada tempat publikasi dan penerbit,
tapi dicantumkan nomor, tanggal, dan halaman.
Contoh : Solihin, Burhan, dkk.
“Selamat Datang di Surga Nirkabel”. Tempo.
Edisi 4-10 April 2005. hal. 90-91.
9. Artikel dari Harian.
Tanda titik dipakai sesudah
nama pengarang/penulis, selanjutnya menggunakan tanda koma sebagai pemisah.
Contoh :
Pramudianto. “Penderita
Pemulihan Nias”. Kompas, 2 April
2005, hal. 46.
Catatan Kaki
Catatan kaki adalah
keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman
karangan yang bersangkutan. Semua kutipan baik langusng maupun tidak langsung
dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah catatan kaki.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat catatan kaki.
1. Hubungan catatan kaki dan teks ditandai
dengan nomor penunjukan yang ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
2. Pemberian nomor urut yang berlaku untuk
setiap bab atau untuk seluruh karangan.
3. Teknik pembuatan catatan kaki adalah
sebagai berikut :
a. Sediakan tempat secukupnya pada kaki
halaman tersebut.
b. Sesudah baris terakhir dari teks dalam
jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
c. Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam jarak
5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjuk.
d. Langsung sesudah nomor, setengah kebawah
mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
e. Jarak antar baris dalam catatan kaki
adalah spasi rapat, sedangkan jarak antar catatan kaki pada halaman yang sama
adalah dua spasi.
Unsur-unsur yang ada dalam
catatan kaki dan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Pengarang
a. Nama pengarang dicantumkan sesuai urutan
biasa, pada penunjukan yang kedua dan selanjutnya cukup dipergunakan nama
singkat.
b. Bila terdiri dari dua atau tiga pengarang,
semuanya dicantumkan, sedangkan lebih dari 3 orang cukup nama pertama yang
dicantumkan. Yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
c. Penunjukan kepada sebuah kumpulan sama
dengan no (a) dan (b) ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama
penyunting dan dipisahkan dengan tanda koma.
d. Jika tidak ada pengarang/editor, langsung
dimulai dengan judul.
2. Judul
a. Semua judul mengikuti peraturan yang sama
dengan daftar pustaka.
b. Sesudah catatan kaki pertama, penyebutan
sumber yang sama digantikan dengan Ibid, Op.
Cit., Loc. Cit..
c. Sesudah penunjukan pertama sebuah artikel
dalam majalah atau harian, maka selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah
atau harian tanpa judul artikel.
3. Data Publikasi
a. Tempat dan tahun penerbitan dicantumkan
pada referensi pertama dan ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan
tanda koma misalnya (Jakarta, 2005).
b. Majalah harus dicantumkan nomor jilid dan
nomor halaman, tanggal, tahun, bulan dan tahun. Semua keterangan dapat
ditempatkan dalam kurung.
c. Data publikasi sebuah harian terdiri dari
hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak ditempatkan
dalam kurung.
Cara membuat catatan kaki.
1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak
dibalik.
2. Antara nama pengarang dan judul buku
dipergunakan tanda koma.
3. Tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam
tanda kurung.
4. Keterangan tentang jilid ditempatkan dalam
kurung sebelum nomor halaman dan ditulis dengan angka Romawi.
Komentar